Asma, memang tidak bisa di obati.
Untuk penjelasannya silahkan tengok diartikel sebelumnya “apa itu asma?”. Fungsi
penggunaan obat asma selama ini terbatas pada penghilangan simtom atau gejala
asma. Dengan begitu penderitaan asma bisa dihindari bahkan sampai menyelamatkan
nyawa penderita asma. Setelah gejala hilang. Penderita akan mengalami
kesembuhan semu, karena suatu saat pada kondisi tertentu asma bisa kambuh
kembali.
Selain tidak bisa menyembuhkan asma
secara total, sialnya obat yang selama ini beredar ternyata mempunyai efek
samping yang tidak bisa anda kesampingkan. Terlebih pada penggunaan obat yang
tidak bijak.
Karena itu perlu kiranya anda
mengetahui jenis-jenis obat asma yang sering diresepkan oleh dokter anda agar
pengobatannya tepat sasaran. Demi mendapatkan hasil maksimal dan menghindari efek samping dari obat
tersebut. Anda termasuk beruntung sudah
mulai membaca artikel ini, karena pada umumya informasi ini jarang sekali disampaikan
oleh dokter pribadi anda. Paling-paling anda hanya akan diberi kertas resep untuk
ditebus tanpa tahu apa yang tertulis di sana. Karena itu mari sama-sama kita
mengenal satu demi sat jenis obat asma tersebut :
Steroid
Dimulai dari steroid. Jenis obat
ini adalah penemuan paling heboh di abad dua satu didunia kedokteran. Terutama
pada pengobatan penyakit asma karena terbukti dengan penggunaan jenis obat ini,
seseorang yang sedang mengalami serangan asma hebat bisa segera tertolong.
Pada dasarnya orang yang mengalami
serangan asma, sedang terjadi peradangan yang akan mempersempit saluran
pernafasanya. Nah, sifat steroid yang mampu menghentikan peradanganlah yang
membuat obat ini sangat ampuh untuk membuat jalan udara penderita asma kembali
plong.
Jenis dari obat ini bisa berupa
cairan yang dimasukkan lewat infus, sebagai obat oral maupun berbentuk serbuk
yang akan disemprotkan ke dalam mulut.
Untuk kasus gawat darurat mungkin jenis obat ini bisa sangat diandalkan.
Hanya saja jika tidak di gunakan secara bijak, obat ini justru akan menyerang
balik. Artinya penggunan steroid secara serampangan justru memberi efek samping
yang menakutkan.
Penggunaan steroid dalam jangka
panjang akan mengakibatkan depresi kekebalan tubuh, penyembuhan luka yang
buruk, kerusakan jantung dan paru-paru, darah tinggi, osteoporosis, nyeri sendi
dan lain-lain. Untuk lebih jelas tentang efek samping steroid ini bisa di baca
“ Membongkar efek samping steroid”
Nama-nama obat steroid yang beredar
adalah : prednisone, hidrokortison, deksametasone, betametasone dan beklometasone.
Theophilline
Theophyline masuk ke dalam unsur
kimia yang disebut methylated xanthine, unsur kimia yang terdapat pula pada
kopi, teh dan cokelat. Unsur ini merangsang sistem syaraf pusat dan jantung,
juga merilekskan otot-otot halus terutama otot-otot pernafasan yang mengalami
kejang saat serangan asma terjadi. Unsur ini juga sebagai deuritik (menambah
kecepatan pembentukan urine) dan membantu menekan pembengkakan yang sering
terjadi pada jaringan paru-paru yang meradang. Theophyline juga mempermudah gerakan
diafragma sehingga akan meningkatkan kapasitas paru-paru.
Theophyline sering diresepkan oleh
para dokter, walau sekarang jarang lagi. Penggunaan obat jenis ini dalam dosis
rendah memang terbukti membantu para penderita asma dalam mengatasi simtomnya.
Namun jika digunakan melebihi batas aman, obat jenis ini juga punya efek
samping. Efek samping yang di tunjukkan oleh obat ini bisa berupa : gugup,
gelisah, mual, muntah, diare, insomnia, tachicardi ( jantung berdebar), palpitasi
( denyut jantung yang tidak teratur ), bahkan koma.
Unsur ini mempunyai efek samping
seperti di atas karena memang theophyline sebenarnya bersifat racun. Racun
jenis obat ini tidak bisa dimetabolisasi oleh tubuh sehingga tetap akan berada
pada aliran darah. Racun dari theophyline ini akan membuat kerja hati sebagai
filter dari racun menjadi terganggu.
Obat jenis ini jika di gunakan pada
dosis yang tepat memang sangat membantu penderita asma. Nama-nama pasaran obat
ini adalah : Aminophiline, Choledyl SA, Marax, Quibron, Phyllin, aerolate,
thlair, Gyrocaps slowphyllin, Theo-Dur, Theo-24, Uniphul dan lain-lain.
Broncodilator (Beta-Agonist)
Nampaknya inilah jenis obat asma
yang sangat populer di mana-mana. Lebih populer dengan nama inhaler. Karena
saking ajaibnya obat ini bekerja dan cukup praktis digunakan kapanpun di
manapun.
Seperti namanya jenis obat asma ini
berguna untuk broncodilator atau melebarkan bronchus yang menyempit yang selalu
terjadi pada saat serangan asma. Ajaibnya, obat ini mampu melebarkan bronchus
yang menyempit itu dalam beberapa detik. Karena kinerjanya yang efektif inilah
broncodilator menjadi pilihan terutama oleh penderita asma yang aktif.
Namun begitu anda perlu sangat
berhati-hati terhadap penggunaan obat ini. Karena saking praktisnya mungkin
anda akan ketergantungan. Padahal obat ini tidak selalu bisa di andalkan,
karena suatu saat cepat atau lambat, anda akan kehilangan ke efektifan obat
ini. Tanda-tandanya, anda akan membutuhkan beberapa semprotan lebih banyak
daripada saat anda mempergunakannya pertama kali. Itu karena lama-kelamaan reseptor-reseptor jalan udara menjadi kurang
sensitif terhadap kinerja obat ini.
Yang paling berbahaya adalah
penggunaan secara berlebihan ( 25 kanister/botol atau lebih per tahun ), jenis
obat ini akan meningkatkan resiko kematian menjadi 40 kali lebih besar. Hal ini
berdasar sebuah studi yang diadakan di Kanada. Ini karena penggunaan
bronkodilator yang berlebih akan membuat reaksi balik yang justru akan
mengakibatkan sindrome paru-paru terkunci yang mengakibatkan paru-paru
benar-banar gagal bernafas.
Efek samping bronkodilator bisa
berupa gemetar, gelisah, nyeri dada, tachicardi ( denyut jantung yang cepat ),
insomnia (sulit tidur), hilang kontrol diri, sakit perut dan lain-lain. Karena
itu penggunaan bronkodilator yang tepat sangat di anjurkan. Silahkan anda melihat di “ Bagaimana cara benar menggunakan inhaler?”
Obat betha-agonist atau bronkodilator
yang beredar di pasaran antara lain : Albuterol/ventolin, Terbutaline,
Isoproterenol, Isoetharine, Perbuterol/maxair, metsproterenol/metaprel,
fenoterol, salmeterol
Andrenalin dan obat-obat sejenis
Seperti halnya bronkodilator,
Adrenalin ( lebih dikenal juga sebagai epinaprine ) dan ephedrine merangsang beta reseptor di dalam sistem
syaraf, paru-paru dan jantung. Adrenalin bekerja sangat cepat namun juga
mempunyai keterbatasan yaitu efeknya yang cepat hilang. Mungkin anda memerlukan
satu suntikan lagi setelah beberapa menit mendapatkan suntikan yang pertama.
Ini diakibatkan karena tubuh menghancurkan Adrenalin dengan cepat.
Obat jenis ini juga termasuk obat
yang praktis. Sekarang bisa dibeli dalam bentuk seperti pena kecil yang
sewaktu-waktu bisa disuntikkan saat anda mengalami serangan asma yang berat
secara mendadak. Benar-benar hanya digunakan dalam keadaan yang mendadak
mengingat efeknya membuat keseimbangan seseorang menjadi goyah.
Kabar baiknya, jenis obat ini tidak
mengakibatkan seorang penderita asma menjadi kecanduan terhadap adrenalin. Karena
padadasarnya adrenalin telah diproduksi secara alamiah oleh tubuh.
Antihistamin
Atau tenar di sebut anti alergi. Karena namanya itu, obat ini hanya cocok sebagai obat penderita asma yang disebabkan oleh alergi. Obat ini juga bersifat sebagai pencegah, sehingga dalam keadaan darurat yaitu pada saat serangan asma akut yang berat, dokter pasti lebih merekomendasikan penggunaan steroid, bronkodilator dan mungkin adrenalin.
Kehati-hatian tetap harus
diperhatikan untuk pengkonsumsian antihistamin. Telah diketahui melalui sebuah
penelitian pada hewan bahwa penggunaan antihistamin dalam jangka panjang
memiliki potensi menumbuhkan kangker. Meskipun penelitian ini mungkin tidak
berlaku pada manusia, tetap kita harus
bijaksana untuk meminum obat ini sampai anda mengetahui banyak lagi tentang
anti histamin.
Jenis antihistamin yang paling umum
adalah : Seldane, claritin, Hismanil, zertic dan lain-lain
sedang merek dagangnya antara lain : Methylprednisolone, carmeson, Cortesa, depomedrol, Flameson, Hexilon, Indrol, Intidrol, Lexcomet, medixon, Meproson, Metasoslon dan Methylon.
sedang merek dagangnya antara lain : Methylprednisolone, carmeson, Cortesa, depomedrol, Flameson, Hexilon, Indrol, Intidrol, Lexcomet, medixon, Meproson, Metasoslon dan Methylon.
Kromolin Sodium/intal
Kromolin sodium adalah obat
nonracun dengan sifat anti peradangan yang kuat. Cara kerjanya adalah kromolin
Sodium akan mengendalikan sel mast penyebab peradangan agar tetap stabil. Obat
ini juga memperkecil kepekaan saluran penapasan secara umum sehingga
kereaktifan terhadap alergen berkurang.
Hal menarik dari obat ini adalah,
kromolin dapat mencegah terjadinya reaksi-reaksi asma fase awal maupun akhir.
Obat ini tak hanya menyembuhkan asma karena alergi tapi juga menyembuhkan asma
karena olahraga, udara dingin atau berkabut.
Memang terlihat keren, namun obat
ini tetap punya cela karena obat ini tak dapat menyembuhkan serangan asma akut.
Bahkan tidak menutup kemungkinan akan memperparah serangan asma tersebut dengan
menyebakan terjadinya iritasi lokal. Jika ini terjadi penggunaan bronkodilator
terasa akan lebih efektif.
Intal juga mempunyai beberapa efek samping yang terhitung minim.
Terkadang anda mungkin akan mengeluh tentang iritasi kerongkongan. Batuk atau
mulut yang kering. Satu lagi yang perlu di ingat. Obat jenis ini juga dimetabolisasi
oleh hati dan ginjal sehingga perlu berhati-hati agar kinerja kedua organ
penting itu tidak terganggu.
Itulah beberapa jenis obat asma yang selalu direkomendasikan
oleh para dokter umum maupun spesialis paru untuk mengatasi asma anda. Satu
yang perlu diingat bahwa obat pada dasarnya adalah racun, sehingga perlu bijak
untuk menggunakannya. Jangan sampai anda ingin mendapat kesembuhan dari obat
akan malah memperparah kondisi asma akibat penggunaan yang berlebih dan tanpa
aturan.
Selamat sehat....
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pertanyaan dan komentar anda di sini