Apakah HIV dapat Menular Lewat Gigitan Nyamuk?

gigitan-nyamuk-HIV-AIDS-Malaria
Anda pasti sangat faham dengan macam-macam penularan virus HIV-AIDS. Mulai dari pertukaran cairan dari satu orang ke orang lain juga penggunaan jarum suntik secara bersamaan. Nah, bagaimana halnya dengan nyamuk yang menggigit lebih dari satu orang. Apakah kita bisa tertular dari gigitan nyamuk yang sebelumnya sudah mengigit orang dengan HIV AIDS? Bukankah sistem perpindahan cairannya mirip dengan perpindahan darah dengan suntikan?

Secara logis memang tidak salah berfikir bahwa nyamuk bisa menularkan virus. Karena di beberapa kasus tertentu seperti malaria dan demam berdarah, nyamuk mampu menularkan protozoa maupun isinya.

Pada dasarnya setiap penularan dari virus AIDS sangat erat hubungannya denga sel T. Sel T manusia inilah yang nantinya akan menjadi inang dari HIV untuk mereplikasi/ memperbanyak  diri. Pada saat terjadi penggunaan kedua kali jarum suntiik dimana pengguna pertama adalah seseorang dengan AIDS, maka jarum yang terdapat HIV itu tadi akan menginfeksi langsung sel T manusia ke dua. Sehingga kemungkinan HIV menjadikan sel T orang tersebut menjadi sel inang sangat besar.

Bagaimana halnya dengan gigitan nyamuk?


Saat nyamuk menggigit manusia dengan AIDS, ia akan menghisap darah manusia tersebut dan memasukkannya dalam ususnya. Masalah terbesar adalah usus nyamuk tidak mengandung sel T, karena tidak mengandung sel T, virus AIDS akan kehilangan sel inang sehingga tidak bbisa mereplikasi diri. Ia akan mati dengan sendirinya. Virus AIDS tersebut akan membusuk dalam usus nyamuk sebelum menggigit manusia lain, sehingga virus menjadi tak bisa ditularkan.

Lalau kenapa gigitan nyamuk bisa menyebabkan malaria dan DHF?



Jika HIV tidak bisa bertahan di saluran pencernaan nyamuk, berbeda dengan parasit bersel tunggal penyebab malaria. Parasit tersebut dapat bertahan hidup dan berkembang biak di dalam usus nyamuk karena tidak memerlukan sel T untuk berkembang biak. sehingga ketika ia menggigit manusia, nyamuk tersebut dapat menularkan parasit penyebab malaria ke orang tersbut. Sporozoit hasil pembelahan di usus nyamuk berpindah ke kelenjar ludah nyamuk sehingga saat menggigit manusia akan membuat manusia tersebut ikut menderita malaria. Hal serupa juga terjadi pada penyakit demam berdarah ( DHF ) dimana adanya nyamuk perantara (aides aigepty) membuat virus demam berdasrah bisa hidup dan berkembang biak di usus nyamuk sehingga menyebabkan penyakit ini menular.

Saat menggigit orang berikutnya, nyamuk tidak menyuntikkan darah yang baru dihisap, tapi menyuntikkan liurnya sebagai pelicin agar proses menghisap menjadi efisien. Hal yang berbeda terjadi pada penularan malaria, dimana parasitnya tersimpan di air liur nyamuk.

Alasan lain

Pertama
Tidak bisa di samakan antara jarum suntik dengan alat hisap nyamuk walaupun kedua nya sama- sama menancap ke kulit manusia. Struktur alat hisap nyamuk sangat kompleks dan berbeda dengan struktur jarum suntik.  karena itu partikel virus yang dihisap oleh nyamuk dari penderita HIV positif jumlahnya tidak banyak.

Kedua
Saya yakin anda pernah mengamati perilaku nyamuk sesaat setelah berhasil menyedot darah anda. Ia Akan terbang dengan sempoyongan, dan langsung mencari tempat hinggap dan berdiam di sana beberapa saat. Setelah menghisap darah, nyamuk akan mencari tempat istirahat untuk mencerna darah dan virus HIV akan mati pada fase ini

Beberapa  alasan ilmiah di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa HIV-AIDS tidak menular lewat gigitan nyamuk sebagaimana menular lewat jarum suntik. Ini sekaligus juga menjawab ketakutan beberapa orang tentang gigitan nyamuk yang bisa menularkan HIV-AIDS.  Semoga penjelasan di atas membuat anda bisa tidur nyenyak setelahnya....
Share this article :

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pertanyaan dan komentar anda di sini

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. sehatsangat - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger