Mengapa harus periksa darah sebelum operasi?


laboraturium-periksa-darah-operasi
Sebelumnya anda sudah mengerti bahwa memang sebelum dilakukan operasi anda harus menjalani beberapa tes seperti foto dada, rekam jantung, maupun tekanan darah yang bisa anda lihat di artikel “ foto dada dan periksa darah, kenapa harus? “. Nah untuk artikel sekarang, saya akan khusus membahas persyaratan sebelum dilakukannya operasi yang lain. Persyaratan itu adalah memeriksakan kondisi darah anda, atau dengan kata lain sampel darah harus diperiksakan dahulu di laboraturium sebagai salah satu persyaratan dilakukannya operasi.

Periksa darah memang diwajibkan untuk pasien operasi. Dengan mengetahui kondisi darah dari pasien, dokter otomatis akan mempelajari riwayat penyakit pasien tersebut. Termasuk juga akan menyiapkan antisipasi jika ternyata dalam pemeriksaan darah itu ditemukan seuatu yang tidak normal sehingga mempengaruhi pasien saat dan setelah dilakukan operasi.
Apakah semua pemeriksaan darah dilakukan? Tentu tidak karena pemeriksaan darah ini hanya dilakukan pada bagian-bagian tertentu saja yang mendukung operasi. Nah, bagian-bagian dalam darah yang akan diperiksa dalam laboraturium, antara lain :

1 . Pemeriksaan Hemoglobin darah (HB)

Dokter bedah akan berani mengoperasi seseorang jika kadar Hb dalam darah dalam kondisi normal adalahdi atas 10%  sedang untuk operasi darurat HB minimal 8 %. Jika memang di bawah 7%, harus dilakukan tranfusi darah untuk menormalkannya.

Mengapa kondisi Hb penting diketahui? Hb akan dilakukan untuk mengukur resiko perdarahan. Operasi ada kalanya menimbulkan perdarahan. Jika terjadi banyak perdarahan maka resiko HB terkuras sangat mungkin terjadi. Jadi jika HB seseorang sudah rendah dan terjadi perdarahan yang cukup banyak maka akan membahayakan pada pasien tersebut karena kadar Hb akan semakin terkuras.

2 . Pemeriksaan Sel darah putih atau leukosit

Laboratorium sel darah putih selalu diperiksa oleh ahli bedah untuk mengetahui apakah kondisi pasien sedang mengalami infeksi atau tidak. Kadar leukosit juga bisa mengetahui pasien tersebut sedang mengalami sepsis (infeksi hebat dan menyeluruh) atau tidak.

Kadar atau jumlah leukosit normal berada diantara 6000 s/d 10.000 /lpb. Jika leukosit berada di antara 10.000 - 20.000 /lpb, tentu dokter meski mencurigai sedang terjadi infeksi ditubuh pasien. jika leukosit pasien diatas 20.000 /lpb, kondisi ini tergolong infeksi berat dan sangat mungkin menjadi sepsis.

kadang juga dokter akan menelusuri dari mana sumber infeksi tersebut. Terlebih jika infeksi tersebut menular, sehingga dokter dan operator operasi akan lebih berhati-hati dalam melakukan tindakan.

3 . Pemeriksaan kadar trombosit / faktor pembeku darah

Trombosit adalah sel darah yang berperan penting dalam faktor pembeku darah. Karena itu seperti halnya Hb, kadar trombosit juga sangat diperhatikan bagi pasien yang akan dilakukan operasi. Trombosit pasien harus dipastikan di atas 150.000 . jika kurang dari itu ( kekurangan trombosit atau thrombositopenia) diperlukan  optimalisasi terlebih dahulu dengan  penambahan atau tranfusi thrombosit.

4 . Pemeriksaan Cloting time ( CT ) - Bleeding Time (BT)

Waktu pembekuan ( Cloting time ) dan waktu perdarahan ( Bleeding time ) ini harus di periksa karena sering dijumpai dalam operasi pasien mengalami perdarahan yang tiada henti atau lama berhenti. Ini disebabkan waktu pembekuan dan  waktu perdarahannya panjang sehingga perdarahan juga berlangsung lama. Ini juga akan mempengaruhi kadar trombosit dan Hb pasien yang sedang dioperasi. Tentu kadar kedua item darah itu akan ikut terkuras.
Jika di jumpai waktu perdarahan yang memanjang dan waktu pembekuan yang lama, maka operasi akan berjalan lama karena dokter juga sibuk untuk mengontrol perdarahan yang terjadi.

5 . Pemeriksaan Fungsi hati ( LFT )

Pemeriksaan fungsi hati atau Liver fungsi test ini sebagai antisipasi kesehatan fungsi hati pasien itu sendiri. Jika terdapat parameter enzim hati di atas normal,  pasti sedang terjadi sesuatu di hati penderita. Adanya suatu peradangan atau kondisi fungsi hati yang turun akan membuat fungsi hati semkain jelek saat dilakukan operasi. Karena obat injeksi  operasi terutama anastesi sebagian besar akan disaring di dalam hati. sehingga jika tindakan operasi diteruskan padahal kondisi hati sedang tidak fit, dikhawatirkan akan semakin memperburuk kondisi hati pasien yang bersangkutan.

Bermacam pemeriksaan liver fungsi test ( LFT ) terdiri dari SGOT, SGPT dan alkali phosphatase. Ketiga enzim ini menjadi parameter normal atau tidaknya fungsi hati seseorang.

6 . Pemeriksaan Fungsi Ginjal

Setali tiga uang dengan fungsi hati, pemeriksaan fungsi ginjal juga sangat penting dilakukan. karena setelah di saring di hati, obat-obatan operasi terutama anastesi juga disaring di ginjal dan ampasnya pun akan dibuang lewat ginjal. Jika kondisi fungsi ginjal dalam keadaan buruk, ditakutkan akan terjadi kerusakan ginjal karena kerja ginjal akan terlalu berat dalam  menyaring obatan-obatan tersebut.

Pemeriksaan laboratorium fungsi ginjal sederhana meliputi pemeriksaan urea darah ( BUN ) dan serum creatinin ( SC ). Peningkatan kadar BUN diatas 40 gr dan angka SC diatas 1,6 maka dokter mesti waspada  pasien sudah mulai mengalami gangguan pada ginjal. walau dalam kondisi tertentu seperti kekurangna air kadar dari dua indikator itu bisa saja mengalami kenaikan

7 . Pemeriksaan Kadar gula Darah

Bukan penderita Diabetes melitus saja yang mesti memeriksakan kondisi kadar gula darahnya karena pasien yang akan menjalani operasipun diwajibkan melakukan hal yang sama. Kadar Gula Darah sangat mempengaruhi penyembuhan luka setelah operasi. Jika kadarnya meninggi, otomatis penyembuhan luka akan berlangsung lama dan bisa saja akan membahayakan pasien yang bersangkutan. Apalagi jika operasi yang akan dilakukan adalah operasi besar yang lebih beresiko. 

Untuk kasus operasi yang terencana sebaiknya kada gula darah ada di bawah 150 gr % untuk gua darah sewaktu ( Gula darah tanpa persiapan puasa ). Jika memang dalam kondisi darurat, dokter bedah perlu berkonsultasi dengan dokter penyakit dalam lebih dahulu sebelum melakukan tindakan.


Oke, itulah  sebab mengapa sebelum operasi pasien diwajibkan melakukan tes darah lebih dahulu. Semoga dengan begitu pasien tidk bertanya-tanya mengapa harus melakukan pemeriksaan demikian. yang terpenting semoga operasi yang direncanakan akan berjalan lancar sehingga anda ataupun keluarga yang akan melakukan operasi bisa kembali sehat.

Selamat sehat...!

Share this article :

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pertanyaan dan komentar anda di sini

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. sehatsangat - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger