Apa yang akan anda lakukan setelah semua pekerjaan selelsai dilakukan? Apa yang anda lakukan ketika berada di rumah dan semua anggota keluarga sedang berkumpul lengkap? Menonton TV? Tentu saja! Bersantai sambil menonton program TV favorit memang menyenangkan. Apalagi sambil bercengkrama dengan anggota keluarga yang lain. Dengan menikmati segala program TV yang disajikan membuat semua kepenatan seakan hilang.
Karena keasikan, menonton TV kadang dilakukan dalam jangka waktu yang sangat lama. Apalagi saat sedang menikmati program favorit yang rutin di simak setiap hari. Hal inilah yang ternyata menjadi sorotan beberapa ahli jantung di seluruh dunia, sehingga dengan serius melakukan penelitian tentang hal ini. Hasilnya cukup mencengangkan, ternyata semakin lama Anda menonton TV, arteri (pembuluh darah jantung) dalam tubuh akan menjadi kaku. Ini bisa meningkatkan risiko penyakit jantung di kemudian hari.
Mengapa nonton TV mempengaruhi jantung?
Mungkin terlihat tidak rasional menghubung-hubungkan penyakit jantung dengan aktivitas menonton TV. Namun jika di fikir lagi memang seharusnya ada benang merah yang menghubungkan antara aktiftas menonton TV dengan keberadaan penyakit jantung. Namun komparasinya memang tidak secara langsung.
Orang yang menghabiskan banyak waktu di depan TV, akan cenderung malas-malasan dengan minim gerakan tubuh. Nah, pergerakan yag minim ini lah yang menjadi pangkal masalah, karena membuat daya elastisitasan pembuluh darah arteri berkurang. Utamanya arteri karotis (utama) yang terletak pada leher dan kepala. Cenderung akan mengalami kekakuan. Kekakuan ini membuat tekanan pembuluh darah menjadi naik sehingga kerja jantungpun akan berat.
"Fakta bahwa arteri Anda tidak elastis, maka akan meningkatkan risiko terkena hipertensi serta penyakit kardiovaskuler lain di kemudian hari," itulah yang dituturkan Sabel Ferreira,seorang epidemiolog senior di Maastricht University di Belanda, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (17/10/2013).
Pada awalnya studi ini ingin melihat apakah tanda awal kerusakan yang disebabkan jarang beraktivitas bisa dideteksi pada orang dewasa muda. Karena itulah penelitian itu mengambil sampel ratusan orang yang ada pada usia 32 dan 36.
Penelitian ini juga melakukan pengukuran USG untuk melihat tingkat kekakuan beberapa arteri utama dalam tubuh. Hasilnya orang yang menghabiskan rata-rata 20 menit lebih untuk menonton TV per hari, memiliki arteri karotis yang lebih kaku. Apalagi yang menghabiskan waktu2 atau 4 jam.
arteri femiralis di kaki juga mengalami Hal yang sama. Ferreira mengatakan batas waktu menonton TV bagi orang dewasa muda adalah dua jam, sama dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics untuk waktu maksimum anak-anak menonton TV.
"Bahkan jika mereka melakukan aktivitas fisik, itu tidak akan memperbaiki efek buruk dari terlalu lama duduk. Sederhananya Anda harus tetap aktif dan tidak menghabiskan lebih dari dua jam duduk di depan TV, komputer, atau laptop per hari," pengakuan Ferreira.
Benang merah yang lain adalah, orang yang menghabiskan dua jam lebih untuk menonton TV cenderung mempunyai angka hasil darah yang jelek yaitu kadar kolesterol, Trigliserida, LDL yang tinggi dan HDL rendah. Demikian juga dengan kadar gula dalam darahnya, akan mengalami kenaikan.
Namun apakah semua kondisi ini akan langsung berlangsung akut atau cepat. Tentu tidak. Menurut profesor di University-Bloomington School of Public Health, Joel Stager mengatakan arteri yang kaku tidak akan menimbulkan masalah kesehatan secara langsung tapi akan muncul di kemudian hari.
Yang penting bagi anda adalah dalam beraktifitas harus memiliki batasan. Jangan berlebihan walaupun aktivitas tersebut tidak memerlukan banyak tenaga sekalipun. Agar anda tidak terkena penyakit jantung dikemudian hari
Oke. Selamat sehat
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pertanyaan dan komentar anda di sini