Dibetes militus (DM) masih saja menjadi satu dari sekian banyak penyakit kronis yang berbahaya. 1 dari sekian banyak penyebab kematian di dunia. Karena nya perlu penanganan yang memadai di mulai dari diagnosa DM yang tepat. Selama ini kita mengenal dua jenis alat diagnosa apakah seseorang terkena diabetes atau tidak. Pertama adalah tes gula darah 2 jam setelah makan dan gula darah puasa. Namun adakalanya dokter mewajibkan kita untuk memeriksakan juga HbA1c. Agak terdengar asing, sih.... Mungkin Karena selama ini kita sudah terlanjur dua jenis alat diagnosa umum bagi pasien seperti penjelasan di atas.
Jika kita tahu mungkin kita tidak akan terkejut. Karena ternyata pemeriksaan HbA1c ini memang sudah sering di gunakan para dokter utuk menegakkan diagnosa terhadap diabetes. Hanya saja mungkin karena terbatasnya sosialisasi sehingga masih terdengar aneh. Secara kebetulan, nama pemeriksaan itu terbilang agak sulit di ucapkan sehingga pemeriksaan ini menjadi makin tidak familier. Agar lebih baik pemahamnnya, mari kita simak dulu apa pengertian dari HbS1c itu? Yuk...
Apakah HbA1c itu ?
HbA1c atau bisa disebut juga hemoglobin terglikasi adalah zat yang terbentuk dari reaksi antara glukosa dengan hemoglobin (Hb). Hemoglobin sendiri adalah bagian dari sel darah merah. Jumlah HbA1c yang terbentuk, tergantung kadar glukosa. HbA1c yang terbentuk akan tersimpan dan tetap bertahan di dalam sel darah merah selama ± 3 bulan.
Kenapa Harus HbA1c? Apa perbedaan dengan pemeriksaan lainnya?
Walau sama-sama di lakukan di laboratorium dengan memeriksa sampel darah. Namun pemeriksaan ini berbeda dengan pemeriksaan pasien sejenis. Sudah saya jelaskan di atas, bahwa komponen ini akan bertahan dalam darah sesuai masa hidup sel darah merah yaitu 120 hari. Karena kadar glukosa dari komponen ini bertahan lama, maka kita bisa menggambarkan rata-rata kadar glukosa darah selama 2-3 bulan. Karena itu diagnosa diabetes tidak akan bisa di bohongi jika sudah melihat pemeriksaan HbA1c ini karena kadar glukosa bisa di deteksi lebih lama.
Lalu apa perbedaanya dengan pemeriksaan diabetes militus yang sudah umum. Perbedaan nya adalah pada waktu. Pada saat kita periksa gula darah 2 jam PP dan gula darah puasa, kita hanya akan bisa melihat hasil gula darah pada saat itu saja. Sedangkan jika kita melihat dengan pemeriksaan HbA1c, dokter akan bisa melihat rata-rata gula darah dalam rentang waktu yang lebih lama yaitu 2-3 bukan. Disamping itu pemeriksaan ini juga tidak terpengaruh dengan kondisi asupan makanan, stress, olahraga ataupun obat yang dikonsumsi oleh pasien yang sangat berpengaruh pada pemeriksaan lain.
Nilai pemeriksaan HbA1c bisa kita lhat dalam tabel di bawah ini.
Baik : Kadar HbA1c <6,5 % di dapatkan pada orang normal
Sedang : Kadar HbA1c 6,5 % - 8 % di dapatkan pada orang pre diabet
Buruk : Kadar HbA1c >8 % di dapatkan pada pasien diabetes
Kelemahan pemeriksaan ini adalah angka yang keluar masih bergantung pada usia, jenis kelamin dan suku tertentu. Hanya saja pengaruhnya tidak terlalu signifikan.
Manfaat pemeriksaan HbA1c
Selain menunjukkan atau menegakkan diagnosa tepat terhadap penderita diabetes, pemeriksaan ini juga sangat berguna untuk menentukan terapi yang diberikan dokter terhadap para diabetesi, di mana jika semenjak awal dideteksi, semakin awal untuk mengontrol gula darah dengan tepat. Selain itu, dari pemeriksaan ini, dokter bisa meng evaluasi progrees atau perkembangan terapi diabetes yang sudah di berikan.
Oke, kini kita sudah tahu sedikit banyak tentang pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa diabetes. Semoga semakin menambah wawasan kita terutama para pasien untuk penanganan diabetes yang lebih efektif.
Selamat sehat...
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pertanyaan dan komentar anda di sini