Belakangan ini kasus obesitas semakin sering terjadi di Indonesia, juga dunia. Bahkan baru-baru ini pemerintah Amerika serikat dibuat galau habis dengan angka obesitas yang kian meningkat di kalangan anak-anak. Bagaimana tidak pusing, obesitas diyakini akan menurunkan produktifitas seseorang, dan tentu saja kualitas kesehatannya. Obesitas seakan-akan menjadi pemantik timbulnya aneka gangguan kesehatan. Sebut saja Diabetes, jantung, darah tinggi, stroke, kangker dan banyak lagi yang lain.
Sialnya belum ada obat yang benar-benar mampu mengatasi obesitas ini. Ada beberapa obat penurun berat badan, namun banyak pula yang mengalami kegagalan menurunkan berat badannya setelah meminum jenis obat-obatan ini. Selebihnya orang akan menggantungkan harapannya pada program diet yang kadang menyiksa. Tentu juga pada olahraga yang tentu saja sangat sulit dilakukan oleh orang-orang yang sudah terlanjur badannya terlanjur tambun.
Tapi nampaknya harapan kaum obes untuk menurunkan berat badannya akan segera menemui titik terang. Karena baru-baru ini telah ditemukan jenis obat yang efektif menurunkan berat badan seseorang. Kabar baik itu berasal dari Indonesia tepatnya di Surabaya Jawatimur disebuah Universitas kenamaan bernama UNAIR.
Lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat Universitas Airlangga Surabaya ( LPPM-UA ) mengklaim telah menemukan obat anti obesitas. Formulasi obat tersebut masih terus di godok dalam sebuah riset yang masih terus berjalan.
Dr. Djoko agus Purwanto, ketua LPPM kini sedang menyelesaikan pembuatan obat anti oles dari bahan alami yang di beri nama Indonesian Traditional Herbs Formula 1 atau di singkat ITHF1. Karena hanya mengandung bahan-bahan herbal alias bahan alami, ITHF1 ini sama sekali tidak memiliki efek samping yang akan merusak tubuh.
“ Ada enam bahan yang kami kombinasikan dalam ITHF1 yang efektif untuk menurunkan berat badan. Salah satunya teh hijau yang memiliki sifat thermogenik, yaitu dapat mengubah glukosa menjadi energi,” ujar Djoko, dalam sebuah wawancara, sabtu 8 februari 2014.
Ditambahkan juga bahwa teh hijau juga mengandung epigalokatekin galat (EGCG) yang memberi banyak anti oksidan jika dibandingkan dengan jenis teh lainnya. Lalu apa gunanya zat ini bagi tubuh? Kadar EGCG yang tinggi dapat meningkatkan laju metabolisme pada tubuh. Dengan begitu di harapkan pembakaran lemak bisa dipercepat.
Kegunaan teh hijau juga sangat efektif menghancurkan obesitas. Teh hijau juga termasuk ke dalam obat herbal yang bersifat sebagai penawar sehingga tanpa efek samping.
Lalu apakah bahan obat ini termasuk teh akan membentuk endapan dalam ginjal sehingga beresiko terkena penyakit ginjal? Dalam hal ini Djoko buru-buru menjelaskan bahwa anggapan semacam ini sama sekali tidak benar. Ambil saja contoh dari bahan obat ini yaitu teh. Teh bersifat mudah larut dalam asam termasuk asam lambung, sehingga tidak akan mengendap pada organ-organ dalam seperti ginjal maupun usus. Sehingga penggunaan obat ini benar-benar aman dikonsumsi.
Sebagai bukti keamanan serta ke-efektifan kandungan obat ini, 6 komboinasi bahan ITHF1 ini telah diuji di Kobe Womens University, Jepang. Pengujian itu dilakukan pada tikus yang telah digemukkan dengan diet tinggi fruktosa ( zat semacam gula yang banyak terkandung dalam buah ). Hasilnya sangat terlihat, tikus yang gemuk itu berhasil turun bobotnya secara signifikan terutama pada tikus-tikus yang berkelamin betina.
Bagi yang sedang mengalami obesitas. Jangan dulu terburu-buru ingin secepatnya merasakan keampuhan obat ini. Sabarlah sedikit, karena obat ini memang belum release di pasaran. LPPM UA masih akan melakukan 265 lagi uji klinis untuk benar-benar membuat penemuan ini bisa dilepas dipasaran dalam bentuk obat. Rencananya setelah lulus uji klinis, UNAIR akan bekerja sama dengan industri farmasi untuk memproduksi ITHF1 ini secara massal agar segera bisa dinikmati khasiatnya untuk masyarakat umum.
Bagaimana? Apakah anda yang sedang mengalami obesitas cukup sabar menanti obat ini di jual di pasaran? Semoga saja.
Selamat sehat....
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pertanyaan dan komentar anda di sini